Sabtu, 18 Februari 2012

BAHASA PALEMBANG

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu baso Pelembang alus atau bebaso dan baso Pelembang sehari-hari. Baso Pelembang alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalamacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit , Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.
Sementara itu, baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar padaBahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri.
Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah di provinsi sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu, bahkan provinsi di Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia biasanya diubah menjadi 'o'.


Dalam bahasa Palembang, awalan me- seringkali tidak diucapkan. Misalnya jingok (lihat) bila diberi awalan me- akan menjadi "nyingok" bukan menjingok. Goco (pukul) bila diberi awalan me- akan menjadi "ngoco" bukan menggoco.

Dalam struktur keseharian, masyarakat Palembang dulunya biasa menggunakan Baso Pelembang alus atau Bebaso jika bertutur kepada orang yang lebih tua (dituakan), seperti kepada orang tua, nenek (nyai) atau kakek. Tetapi jika dalam pergaulan, masyarakat palembang akan menggunakan Baso Palembang sehari-hari terutama jika lawan bicara seusia (seumuran).

Namun seiring kemajuan zaman, bebaso sudah jarang terdengar digunakan dalam masyarakat Palembang, baso Palembang sehari-hari lah yang kini mendominasi sebagai bahasa yang digunakan baik kepada orang tua (dituakan) mau pun pada teman seusia dalam kehidupan masyarakat Palembang saat ini.

Berikut  beberapa kata dalam bahasa Palembang dan artinya 
  • aman / amon = kalau
    Contoh: Aman kau ke sano gek, jangan lupo bawa pempek.
    Arti: Kalau kamu ke sana nanti, jangan lupa bawa pempek.
  • asak = asalkan
    Contoh: Asak kau dapet cepek, ku enjok mobil la.
    Arti: Kalau kamu mendapatnya dengan cepat, saya kasih mobil deh.
  • awak = padahal
    Contoh: Awak kau yang salah, nak nyalahke wong.
    Arti: Padahal kamu yang salah, mau menyalahkan orang.
  •  bae = saja
    Contoh: Kau bae la yang bayar.
    Arti: Kamu sajalah yang bayar.
  • balak = masalah
    Contoh: Dak usah nyari balak la, kagek celako kau.
    Arti: Tidak usah cari masalah deh, nanti kamu celaka.
  • balek = pulang
    Contoh: Aku abes ni nak balek ke rumah.
    Arti: Saya setelah ini mau pulang ke rumah.
  • balen = ulang
    Contoh: Balen oi, mano ado maen cak tu.
    Arti: Ulang dong, mana ada main begitu.
  • banyu = air
    Contoh: Nak minum apo? Jawab: Banyu putih be.
    Arti: Tanya: Mau minum apa? Jawab: Air putih saja.
  • baseng = terserah/sembarangan
    Contoh: Baseng kau la, aku dak melok-melok bae.
    Arti: Terserah kamu sajalah, saya tidak ikut (kalau terjadi masalah, saya tidak ikut kena getahnya).


Beberapa kata dalam bahasa Palembang yang sama dengan Bahasa Indonesia, hanya berubah vokal akhirnya:
  • Ado = ada
  • Apo = apa
  • Biaso = biasa
  • Biso = bisa
  • Dio = dia
  • Dimano = di mana
  • Disano = di sana
  • Iyo = iya
  • Jawo = Jawa
  • Jugo = juga
  • Kemano = ke mana
  • Kato = kata
  • Ketawo = tertawa
  • Kito = kita
  • Mano = mana
  • Ngapo = mengapa
  • Pulo = pula

credit : wikipedia


Tidak ada komentar: