Sabtu, 11 Oktober 2008

Raja Sehari dalam Adat Palembang

Busana Pengantin Palembang (Aesan Gede)

PERKAWINAN adalah peristiwa sakral yang harus dijunjung tinggi oleh setiap insan. Perkawinan berarti melanjutkan zuriat (keturunan) dan sebuah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Nabi Muhammad SAW, bersabda ” Siapa di antara kalian yang tidak kawin (nikah), maka dia bukan bagian dari umatku.” 

Indonesia merupakan negara yang memiliki keaneka ragaman adat budaya. Sumatera selatan pun memiliki ragam budaya yang amat banyak salah satunya adalah adat perkawinan.


Busana Pengantin Palembang (Penganggon)
Upacara adat perkawinan Palembang tidak terlepas dari sejarah Kerajaan/Kesultanan Palembang. Kesultanan Palembang merupakan pecahan dari kerajaan Demak di Jawa dan berdasarkan Islam. Adat pernikahan palembang diwarnai oleh dua unsur yaitu Islam dan tradisi Jawa. Upacara adat perkawinan Palembang dilakukan berdasarkan tahapan yang ada yaitu :
  • Madik 
  • Berasan
  • Mutuske Kato
  • Persiapan: bepacar dan betangas
  • Pernikahan Ngulemi
  • Nganterke Keris
  • Munggah : Tunggul, Bunga Langse, Tammat, Timbang,
  • Suap-suapan, Nyacapi, Tunggu Jero, Gegawaan, Pengiring,
  • Panglangka, Upah-upah, Mas kawin, Belanjo asep, Pemapak
  • Nganterke Bangking
  • Njumputi : Ngale Turon
  • Mandi Simburan dan Beratip


Madik

Madik (bahasa Palembang) adalah menyelidiki calon menantu, baik tingkah lakunya, kepandaiannya dan kecantikannya. Apabila ada anak laki-laki telah sampai masanya untuk dicarikan jodoh, maka keluarga laki-laki itu akan mengutus seseorang dengan cara sembunyi-sembunyi ke rumah seorang gadis yang dituju untuk melakukan penyelidikan. Hal ini dilakukan karena pada masa dahulu gadis-gadis Palembang hidupnya dipingit. Orang baru akan tahu kalau di rumah itu ada gadisnya jika dari rumah itu terdengar bunyi alat tenun. Gadis Palembang pada masa dipingit dilarang keluar rumah, mereka dikurung dalam rumah dengan kegiatan menjahit, bertenun, memasak dan mengaji Al Qur’an sekaligus belajar membaca dan menulis huruf Melayu (huruf Arab bahasa Melayu).Orang yang ditugaskan untuk melakukan penyelidikan ini melakukan berbagai cara agar bisa bertatap muka dan berbiacara langsung dengan si gadis. Biasanya orang yang melakukan tugas madik adalah wanita separuh baya yang memiliki kebijaksanaan. Si gadis dan keluarganya umumnya tidak tahu bahwa mereka sedang dalam penyelidikan. Setelah merasa yakin telah menemui sasarannya, lalu segala hasil penyelidikan itu dilaporkan pada keluarga laki-laki tadi. Bila hasil didapat kesimpulan yang memuaskan, maka diaturlah langkah kedua, yaitu

Berasan

Berasan, berarti mengajukan permohonan atau meminta. Pelaksanaannya adalah pihak keluarga laki-laki mengutus beberapa orang wanita yang bijaksana ke rumah pihak wanita untuk mengajukan permohonan dengan membawa (keranjang yang dibuat dari anyaman bambu yang halus, diisi dengan oleh-oleh yang biasanya terdiri dari bahan mentah seperti : telur, buah-buahan, gula, atau terigu).Upacara berasan ini ditutup dengan kesepakatan lanjutna untuk menentukan kapan waktunya ”utusan resmi” dari pihak laki-laki dapat datang ke rumah pihak wanita (melamar) untuk menentukan hal-hal lanjut yang lebih detail.

Mutuske kato

Mutuske kato berarti membuat perembukan untuk mengambil kata sepakat kapan hari dan tanggal pernikahan akan dilangsungkan dengan cara bagaimana dan apa saja persyaratannya.
Biasanya waktu upacara mutuske kato yang datang ke rumah calon mempelai wanita adalah rombongan yang terdiri dari tujuh orang wanita dengan suaminya, yang masing-masing membawa yang berisi bahan mentah seperti gula, terigu,mentega, susu, buah-buahan, dan telur. Sementara itu pihak wanita juga telah mempersiapkan hidangan khas Palembang seperti ketan srikaya, kerupuk khas yang besar-besar di atas tunjung dan kue-kue yang biasanya hanya dikeluarkan pada saat upacara seperti ini.
Pelaksana upacara ini biasanya wanita, sedangkan para lelaki hanya menyaksikan saja. Saat itu juga biasanya si gadis yang dipingit telah dipersiapkan dan dihiasi , setelah upacara selesai dan didapat kata sepakat, si gadis akan dikeluarkan untuk bersalaman dengan cara mencium tangan dimulai dari ibu calon pengantin pria secara berturut-turut ke seluruh rombongan pihak laki-laki yang hadir. Selanjutnya, hidangan khas yang telah tersedia dalam jajaran panjang dipersilahkan oleh pihak tuan rumah untuk disantap pihak tamu.

Persiapan

Dalam masa persiapan ada dua langkah yang dilakukan yaitu bepacar dan betangas . Bepacar adalah kegiatan dimana kedua calon pengantin diberi pacar pewarna kuku dari daun pacar) dimulai dari kuku sampai ke ujung jari baik tangan maupun kaki, selain kuku yang juga diberi bepacar adalah telapak tangan, telapak kaki dan tepi kaki yang disebut
Banyaknya pacar yang diberikan sampai warna kuku dan ujung-ujung jari berwarna merah kehitam-hitaman.


Betangas adalah kegiatan dimana calon mempelai dimasukkan ke suatu tempat yang bersuhu tinggi dan tertutup rapat hinggá dari tubuhnya keluar banyak keringat sehingga mengeluarkan semua bau badan. Pada hari upacara pernikahan kedua pengantin akan harum dan bersih.

Pernikahan

Pernikahan diawali dengan Upacara akad nikah yang biasanya dilakukan dirumah calon pengantin pria, upacara ini dilakukan dua atau tiga hari sebelum acara


Akad Nikah. Saat pelaksanaan diambil waktu pagi diantara pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Biasanya ada tiga orang utusan dari pihak pengantin laki-laki datang ke rumah calon pengantin wanita untuk menjemput ayah pengantin wanita untuk datang ke rumah mempelai pria, kegiatan ini disebut ngulemi. Setelah ayah mempelai wanita dijemput dan hadir di majelis pernikahan, ayah mempelai wanita setengah berbisik pada khatib atau petugas penghulu untuk mengurusi pelaksanaan akad nikah dan memberi kuasa pada penghulu untuk menikahkan anak gadisnya. Setelah menerima kuasa, penghulu memanggil mempelai pria yang dengan pakaian kebesarannya yaitu pakaian haji langsung duduk didepan penghulu.kemudian acara ijab qobul dilangsungkan sesuai dengan kesepakatan mas kawin dan syarat-syarat lainnya.
Setelah upacara akad nikah berlangsung, hidangan pun disajikan dan setelah lengkap diucapkan oleh tuan rumah : "diaturi besan” itulah tandanya hidangan dipersilahkan untuk disantap. Hidangan yang disajikan biasanya tidak lupa disertai kue-kue ketan dan serikaya serta kerupuk berukuran besar. Besan adalah istilah untuk keluarga mempelai atau keluarga yang terjadi karena perkawinan.


Nganterke keris Pada saat pernikahan akad nikah tadi berlangsung, mempelai wanita tetap dipingit dan tidak turut hadir pada upacara itu. Pada malam harinya dia telah bersiap-siap di kamar pengantinnya menunggu rombongan wanita dari pihak pria mengantar keris sebagai wakil pribadi pria yang telah menjadi suaminya. Keris yang dibawa oleh rombongan tadi pada hulunya diberi untaian bunga melati. Sambil duduk bersimpuh diletakkanlah keris yang dibawa itu di pangkuan pengantin wanita, lalu melati di hulu keris dilepaskan dan dipasangkan disanggulnya sebagai tanda bahwa dia telah rela dan siap menunggu kedatangan suaminya kelak pada upacara berikutnya, yaitu


Munggah
Munggah(bahasa Palembang) berarti naik. Jadi disini terjadi upacara naiknya pengantin berdua ke pelaminan, tempat mereka dipertemukan. Kedua pengantin memakai pakaian kebesaran pengantin (aesan gede) dilengkapi dengan bungo langse (bunga dari kertas yang akan dibawa bersama pengantin sebagai pembuka pintu) dan tunggul (bendera, kertas yang dibuat dan ditempel uang kertas atau telur rebus)

Prosesi ini merupakan puncak rangkaian acara perkawinan adat Palembang. Selain melibatkan banyak pihak keluarga kedua mempelai, juga dihadiri para tamu undangan.  Pelaksanaan Munggah dilakukan dirumah kediaman keluarga pengantin wanita. Sebelum prosesi Munggah dimulai terlebih dahulu dibentuk formasi dari rombongan pria yang akan menuju kerumah kediaman keluarga pengantin wanita. Formasi itu adalah :
Pada saat pengantin lelaki di antar kembali ke tempat pengantin prempuan sebelum acara munggah  dan diarak pakai rebana. Mempelai laki-laki diantar oleh keluarganya dengan membawa barang-barang, dari bahan makanan sampai pakaian, yang diletakkan di dalam nampan atau hidangan, namanya “gawaan”. Mempelai laki-laki didampingi seorang pendamping, yang membawa bunga langsir. Ini melambangkan penyerahkan dari pihak laki-laki untuk diterimakannya menjadi keluarga pada pihak wanita. Arak-arakan ini dinamakan “munggah”.
Pada saat kedatangan ini biasanya di awali dengan berbalas pantun dan atraksi buka palang pintu dari pencak silat, dan Pengantin Pria yang diapit oleh kedua orang tua, dua orang pembawa tombak, seorang pembawa payung pengantin, didampingi juru bicara, pembawa bunga langsih dan pembawa ponjen adat serta pembawa hiasan adat dan gegawan ,yang terpenting dari kedatangan ini adalah bunga langsih (bunga yang di maksud terserah jenis bungnya apa yang penting enak di pandang dan sekarang banyak juga yang mengganti bunga langsih ini dengan bunga plastic) yang harus di bawa karena kalau tidak ada pengantin tidak akan dapat masuk kerumah pengantin perempuan.
Pada saat sampai ini maka pengantin perempuan akan memberikan kain tajung dan kemeja kepada pengantin pria “Pemapak” dan dibuatkan “jerambah” (kain panjang biasa atau dari selendang songket yang di bentangkan dari pintu masuk sampai ke pintu kamar pengantin).
Pada saat sepasang pengantin ini keluar mereka menggunakan pakaian khas Palembang yaitu aesan Pak Sangkong atau aesan  gede :
Upacara berikutnya adalah upacara tammat mengaji mempelai wanita, selesai upacara ini mempelai pria telah disambut di muka pintu dan dipertemukan dengan mempelai wanita, lalu dituntun dan didudukkan ditempat duduk yang terbuat dari kasur tipis yang dihias dng kain songket. Wanita duduk didepan membelakangi pria, sedang pria duduk dibelakang menghadap punggung wanita

Upacara berikutnya adalah suap-suapan. Yang disuapkan adalah ketan kuning dengan panggang ayam. Mula-mula yang menyuapkan adalah ibu pengantin pria kepada pengantin wanita, kemudian ibu pengantin wanita kepada pengantin pria, lalu diiringi oleh tua-tua yang lain dan terakhir kedua pengantin saling suap.

Setelah upacara suap-suapan dilakukan upacara timbang. Telah disediakan satu timbanganan antik yang terdiri dari dua daun. Masing-masing tangan pengantin diletakkan di atas masing-masing daun itu, lalu ditimbang tangan mana yang berat. Kedua ibu pengantin akan mengatakan : ”sama beratnya” ; itu bermakna bahwa kedua anak menantu akan diperlakukan sama seimbang tidak berat sebelah oleh kedua belah pihak.

Pada upacara munggah ini masih ada dua hal yang belum disebutkan yaitu upah-upah yakni hadiah tambahan yang diberikan ibu mempelai pria kepada mempelai wanita karena menantunya ini telah mengkhatamkan Al Qur’an. Yang kedua adalah yakni sejumlah uang yang diberikan sebagai biaya untk memasak hidangan dan membeli sejumlah barang tambahan selain mas kawin yang telah disepakati. Kedua barang dan uang ini diberikan pula bersama pengiring lainnya, yang biasa disebut sebagai hantaran.

Nganterke bangking

Nganterke bangking adalah upacara mengantarkan pakaian pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Ini dilakukan pada malam hari sesudah sholat isya’ setelah upacara munggah. Yang mengantar adalah serombongan pemuda-pemudi dari pihak pria. Di rumah pengantin wanita telah menunggu pula serombongan pemuda diiringi dua-tiga orang saja tua-tua nya.Malam itu pengantin didudukkan di kursi kebesarannya (pelaminan) dengan pakaian dan hiasan yang berbeda dengan siang atau pagi harinya.Malam itu upacara dipimpin oleh pihak tuan rumah dan diisi umumnya oleh pemuda-pemudi itu dengan acara berpantun saut. Besok pagi atau siangnya jika belum ada upacara jumputi, maka ada acara Nyanjoi (berkunjung), yang dilakukan oleh para tua-tua dari pihak laki-laki yang mendatangi rumah pengantin wanita. Jika malam harinya dilakukan pemuda-pemudi yang belum menikah maka siang hari dilakukan oleh para orang tua nya.
Njumputi – Ngale turon
Sehari atau dua hari setelah munggah dilakukan upacara njumputi, yang artinya adalah pengantin dijemput ke rumah pengantin pria. Di rumah pengantin pria, kedua pengantin didudukkan di kursi kebesaran di hadapi tamu-tamu baik dari sebelah pengantin pria atau pun wanita.

Tunggu jero

Tunggu jero adalah wanita tua yang bijaksana, berperan mengakrabkan kedua mempelai atau sama halnya seperti mediator. Selain itu tugasnya juga memberi nasihat perkawinan membuat kedua pengantin menjadi akrab. Selain mengakrabkan kedua pengantin, tunggu jero bertugas mempersiapkan kedua pengantin agar siap tidur bersama. Biasanya pada malam pertama, pengantin pria masih tidur sendiri di kamar pengantin yang mewah itu, sedangkan pengantin wanita tidur bersama di kamar tunggu jero di kamar lain. Pada saat tidur itu lah diberikan ”kuliah singkat” kepada pengantin wanita oleh tunggu jero itu. Pengakraban ini diteruskan pula di rumah pengantin pria, sekalipun keakraban mereka sudah tercapai, tetapi mereka masih belum tidur bersama malam itu.Besoknya setelah Dzuhur, pengantin wanita diantarkan kembali kerumahnya dengan diiringi oleh pengiring dan gegawaan yaitu barang-barang perabot rumah tangga sebagai hadiah dari mertua seperti piring, mangkok, teko kuali, sendok, garpu, pisau, dan peralatan dapur lainnya. Banyak atau sedikitnya gegawaan ini tergantung dari kemampuan dan penghargaan ibu mertua terhadap menantunya ini.Tiba di rumah pengantin wanita, barang-barang bawaan itu dipamerkan kepada tamu-tamu. Pada malam harinya , pengantin telah akrab dan dapat dipertemukan diperaduan bersama dan selesailah tugas seorang tunggu jero.
Mandi simburan
Mandi simburan dilakukan setelah kedua pengantin telah akrab dan melewati malam pengantin bersama. Waktu upacara biasanya dilakukan antara zuhur hingga asar.

Beratip

seluruh upacara dari pernikahan hingga mandi simburan berlangsung kurang lebih selama 7 hari. Pada malam harinya setelah mandi simburan itu dilakukan upacara beratip, yaitu sebagai rasa syukur kepada Allah SWT karena kegiatan terlaksana dan berakhir dengan baik. Kegiatan berarip ini diadakan setelah sholat isya’, para orang-orang tua berkumpul di rumah pengantin wanita dan mereka duduk bersila di suatu ruangan besar dan acara dipimpin oleh seorang kiyai atau ahli agama lainnya. Intinya yang dibaca pada malam itu adalah
ratip yang disusun oleh Syech abdussomad Al jawi Al Falembani, yaitu ucapan Laa ilaha illallah dengan irama tertentu dan setelah selesai upacara ditutup dengan doa dan santap malam bersama.Telah penulis usahakan menulis upacara adat istiadat pernikahan palembang selengkap-lengkapnya.Tetapi sesuai perkembangan zaman, tidak semua langkah-langkah itu dilakukan, sebagai contoh maskawin yang dulu nya adalah emas murni sekarang diganti dengan perangkat alat sholat, mandi simburan juga sudah ditiadakan karena sering menimbulkan kesalahpahaman, upacara njumputi dan ngale turon yang dulu sering dilakukan sampai 3-4 kali sekarangpun telah dipersingkat. Tempat upacara munggah yang biasanya dilakukan di rumah pengantin wanita kini diganti dengan gedung-gedung pertemuan atau hotel, demikian pula acara timbang dan tammat, terkadang sudah tidak dilakukan lagi dengan berbagai alasan. Dalam adat pernikahan palembang, upacara ijab qobul biasanya dilakukan di rumah pengantin pria dan pengantin wanita tidak boleh dihadirkan tetapi sekarang sudah berubah, pengantin wanita dihadirkan dan tempat berlangsungnya upacara akad dilakukan dirumah mempelai wanita. Sebuah pernikahan secara adat istiadat yang dulu sering dilakukan perlahan namun pasti mulai memudar. Kegiatan atau upacara pernikahan sering kali dilakukan secara nasional..atau apa adanya dengan berbagai alasan salah satunya perpaduan budaya dan keefisienan dari segi waktu dan tempat. Apapun adat istiadatnya, sebuah pernikahan adalah masa yang sangat indah di dalam siklus kehidupan. Oleh karena itu penulis berusaha menuliskan selengkap-lengkapnya tahapan / tata cara pernikahan adat daerah Palembang, sekalipun dalam kenyataan dan praktiknya terkadang tidak semua langkah itu sekarang dilakukan dan diikuti banyak orang.

Ngarak (Arak-arakan) Pengantin

Suap - suapan (Cacap-cacapan) Palembang

poto- poto (sumber dari palembang kota tua)

Tidak ada komentar: